Bangka Belitung – Rosman Djohan Institute bekerja sama dengan Dipintarin dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) berlisensi BNSP menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Chef MBG (Makan Bergizi Gratis) pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kuliner dan gizi masyarakat, khususnya bagi para pengelola dapur program Makan Bergizi Gratis di sekolah dan lembaga sosial.

Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari tersebut diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai wilayah di Bangka Belitung. Para peserta mendapatkan pelatihan intensif tentang manajemen dapur, keamanan pangan (HACCP), penyusunan menu bergizi, pengelolaan bahan makanan lokal, serta praktik penyajian hidangan sehat dan seimbang.

Mewakili Rosman Djohan Institute, Bapak Nardi Pratomo, S.E., M.E. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan menekankan pentingnya mengikuti kegiatan dengan serius. Ia berharap para peserta tidak hanya berorientasi pada sertifikasi, tetapi benar-benar memahami setiap materi yang disampaikan.

“Kesempatan ini bukan sekadar untuk memperoleh sertifikat, namun untuk memperkuat kapasitas diri dan meningkatkan profesionalisme dalam menghadirkan makanan bergizi bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak di sekolah. Kami berharap para peserta dapat menyerap ilmu dengan sungguh-sungguh agar dapat diterapkan dalam tugas sehari-hari,” ujar Nardi.

Sementara itu, Ahmad Rama Efrizal, S.E., M.M., CEO Dipintarin, yang juga menjadi mitra strategis dalam penyelenggaraan kegiatan ini, menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta. Ia menegaskan bahwa para chef dan pengelola dapur merupakan ujung tombak keberhasilan program Makan Bergizi Gratis.“Bapak dan Ibu adalah garda terdepan dalam memastikan anak-anak kita mendapatkan asupan bergizi setiap hari. Di tangan Bapak dan Ibu lah masa depan anak-anak Bangka Belitung dibentuk. Mereka bukan hanya penerus, tetapi juga pelurus bangsa. Dengan makanan bergizi, kita sedang menyiapkan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas,” tutur Rama.

Pelatihan ini mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang jasa boga dan ditutup dengan pelaksanaan Uji Kompetensi BNSP yang diikuti oleh seluruh peserta. Para peserta diuji kemampuan teknis dan manajerialnya, mulai dari persiapan bahan, teknik pengolahan, hingga manajemen dapur profesional. Peserta yang dinyatakan Kompeten akan memperoleh Sertifikat Kompetensi BNSP, yang diakui secara nasional dan menjadi bukti profesionalisme di dunia kerja kuliner.

Kegiatan ini disambut positif oleh para peserta yang menilai pelatihan tersebut sangat bermanfaat, terutama dalam meningkatkan keterampilan dan standar pelayanan di bidang pengolahan makanan bergizi. Banyak peserta berharap program seperti ini dapat terus berlanjut agar semakin banyak tenaga chef dan pengelola dapur di Bangka Belitung yang bersertifikat dan berkompeten.

Menanggapi antusiasme tersebut, pihak Rosman Djohan Institute memastikan bahwa pelatihan dan sertifikasi Chef MBG akan kembali digelar bulan depan. Kegiatan lanjutan itu diharapkan dapat menjangkau lebih banyak peserta dari berbagai daerah di Bangka Belitung.

“Program ini akan terus berlanjut sebagai bentuk komitmen kami untuk mendukung peningkatan kualitas SDM di bidang pangan dan gizi. Kami ingin Bangka Belitung menjadi contoh daerah yang serius membangun generasi sehat melalui program makanan bergizi,” tutup Ahmad Rama.

Melalui kegiatan ini, Rosman Djohan Institute bersama Dipintarin menunjukkan sinergi nyata dalam mendukung visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya saing melalui penguatan sumber daya manusia di bidang kuliner dan gizi.